Tuesday, April 7, 2009

the death of a poem / kematian sebuah puisi

Focus tomorrow’s horizon
Sorrow means no future
Cover my face
With my guilty hands

It’s the season the trees die
The birds don’t sing anymore
The rivers never come back
Nature dies out

This tragic figure
destined to hurt never heal
What end can save me
What good gives me an end

Nothing is innocent
Nothing is fair
I keep wondering
How did I end up like this

First passion
Now is lost
A dramatic dead story
I killed all I have
My sadness is
Translated into madness
I spell meaningless words
A poem for sorrow and death



Lihat ufuk hari esok
kesedihan tidak memberi maksud
pada makna masa depan
selindungkan wajah
disebalik tangan-tangan
yang bersalah

inilah musim pohon-pohon mati
burung-burung tidak lagi bernyanyi
sungai-sungai tidak lagi berpergian
alam mati

susuk tragis ini
ditakdirkan untuk melukai
tidak pernah merawati
apakah penghujung
yang mampu menyelamatkan
apakah kebaikkan
yang ada di hujung jatuh nanti?

tiada apa yang naïf
tiada apa yang adil
membingitkan persoalan
bagaimana begini?

ghairah pertama
kini telah hilang
kisah kematian
membunuh segala yang ada

kesedihan
diterjemahkan dalam kegilaan
mengatur kata dan diksi
untuk kesedihan dan kematian
sebuah puisi…

1 comment:

Your Average Mat said...

Very nice. Welcome Lily Faizal. That is a very beautiful poem.